watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

KORBAN ECSTASY

Namaku Koke. Aku sebenarnya kuliah di Universitas
Tarumanegara, Jakarta. Kehidupanku amatlah
nikmat dan glamour. Uang, mobil mewah,
handphone semuanya disediakan. Aku juga kos di
tempat yang megah dengan kamar ber-AC. Tapi
kehidupan Jakarta yang penuh godaan membuatku
terjerumus. Semua hal yang buruk pernah kujalani
di Jakarta. Dan yang paling parah aku sering berjudi.
Karena hobi berjudi itulah, aku kena batunya. Waktu
itu pertandingannya Chelsea vs Tromso, aku
pasang pertama 10 juta, setengah permainan aku
pasang lagi 10 juta. Seperti yang kalian tahu Chelsea
membantai Tromso 7-1 dan aku kalah sekitar 30
jutaan. Dengan perasaan takut aku segera telepon
orang tuaku. Seketika itu juga mereka mengirimkan
uang dan segera menarikku dengan paksa dari
Jakarta kembali ke Solo.
Di Solo aku menjadi pengangguran. Tiap hari
dimarahi oleh orang tuaku. Dalam hatiku, aku ingin
sekali berubah dan melanjutkan studiku kembali.
Kusampaikan keinginanku dan kedua orang tuaku
menerimanya. Mereka mengusulkan agar aku kuliah
saja di UKSW Salatiga karena dekat dengan Solo.
Akhirnya aku kuliah di Salatiga, kota kecil yang sepi.
Kehidupan Jakarta yang ramai dan ceria berubah
menjadi suram dan sepi. Tapi apa mau dikata, aku
harus mengembalikan kepercayaan orang tuaku.
Aku mengambil jurusan Pariwisata atau setara
dengan D2. Aku disana mempunyai pacar sebut
saja namanya Mila, anak Semarang.
Kadang-kadang rasa sepi menghantui diriku.
Kehidupan kota metropolitan yang serba nikmat
membuatku ketagihan. Kadang aku ke diskotik di
kota Solo, Legend atau Nirwana dan tripping di
sana. Mila tentu saja tidak mengetahuinya karena
aku selalu pergi setelah kosnya tutup. Pada hari
Selasa, aku pergi ke Solo setelah kos Mila tutup.
Sudah lama aku tidak trip. Kulihat banyak juga anak
Salatiga yang juga tripping di sana. Aku juga
"neken", obatnya waktu itu Pink Love kalau tidak
salah. Memang benar-benar nikmat obat itu. Nah,
pada saat aku asyik trip, ada seorang cewek di
sebelahku yang juga triping. Usianya sekitar 23-an,
tubuhnya seksi luar biasa. Kaos yang dipakainya
tidak dapat menyembunyikan kebesaran buah
dadanya ditambah lagi pantat yang seksi, yang
terus bergoyang sensual mengikuti irama house
music. Aku cuek saja, mencoba menikmati obatku.
Tiba-tiba saja dia terhuyung-huyung dan hampir
menjatuhi aku. Aku segera menangkapnya dan
langsung BT. Sialan! Kulihat raut wajahnya pucat
pasi dan nafasnya memburu. Nih, cewek pasti over
dosis! Kulihat di mejanya ada dua gelas Long Island.
Kulihat keadaannya agak gawat. Kupapah dia keluar
diskotik dan kumasukkan ke mobilku. Aku segera
melarikan mobilku ke Rumah Sakit. "Eh.. jangan ke
Rumah Sakit.. jangan!" begitu rintihnya ketika dia
mengetahui bahwa aku menuju ke RS. "Terus ke
mana, kamu kan OD! Minum berapa sih?"
"Pertamanya cuma 2 tapi disodok lagi 1 sama
temenku terus ditambahin Long Island." Aku
berpikir nih cewek pasti OD sekaligus mabuk.
Setelah kubelikan susu, kami akhirnya malah jalan-
jalan keliling Solo. Kami berkenalan, dia bernama
Sandra. "Kamu sering trip, San?" terus dia jawab
"Baru tiga kali." Aku heran banget baru tiga kali
dosisnya sudah segitu banyak. "Kamu kuliah di
Salatiga kan?" tanyanya. Aku jawab, "Dari mana
kamu tahu?" Dia jawab, "Siapa sih mahasiswa
UKSW yang bawa.." katanya sambil menyebut
merek mobilku. Aku hanya tersenyum, memang di
Salatiga cuma aku yang bawa jeep berkelas di kota
sekecil ini. Rada kampungan!
Dia sebenarnya datang bersama teman-temannya
tapi entah kenapa teman-temannya malah pergi ke
Balekambang. Dia mengajakku langsung ke Salatiga
sekalian pulang. Tak lama kemudian aku sampai ke
Salatiga. Dia hendak kuantar ke kosnya di Jalan
Diponegoro. Tapi dia menolak dengan alasan dia
"on" lagi. Memang kurasakan tangannya kembali
dingin dan tubuhnya bergetar. Aduh.. payah, nih!
Dengan terpaksa aku ke kosku. Kasihan kalau dia
masih "on". Waktu itu masih jam 02.30. Begitu
masuk ke kontrakanku, giginya sudah gemeretak
tanda sudah tinggi. Segera saja kuputarkan house
music di kamarku. Dia menggerakkan kembali
tubuhnya dengan gerakan yang sensual dan
merangsang birahi. Tapi aku cuek saja. Mau ereksi
saja susah! Aku juga merasa "on" lagi. Sambil
bersandar di sofa, aku mulai menggelengkan
kepala.
Hentakan house music semakin meninggi, dia
semakin gencar menggerakkan tubuhnya. Buah
dadanya yang menggunung bergoyang seperti
kesetanan. Kaos ketatnya sudah basah oleh
keringat. Tiba-tiba saja Sandra menjatuhkan
tubuhnya serta merangkul tubuhku dan kurasakan
buah dadanya yang montok itu menggencet
dadaku. Aduh.. empuknya! lalu kubiarkankan saja,
sama-sama nikmat sih! Dan seketika juga kurasakan
nafas Sandra memburu dan mempererat
rangkulannya. Bagian bawah tubuhnya digeser-
geserkan dengan nafsu. Sekali lagi aduh.. enaknya!
Tak disangka-sangka dia mencium bibirku dengan
nafsu, aku sempat gelagapan. Tapi segera kubalas
dengan penuh nafsu pula. Entah kenapa, padahal
aku sedang tidak mood! Tangannya mulai meraba
kemaluanku dan mulai diremas-remasnya. Aku pun
mulai membalas meremas-remas buah dadanya
yang besar itu. Aku benar-benar merasakan
kenikmatan surga dunia. Tapi anehnya kemaluanku
tetap saja tidak bereaksi. Sandra melepaskan
rangkulannya dan berlutut sambil tangannya
membuka paksa celana pendekku. Dikocoknya
kemaluanku dengan bernafsu. Aku merasa geli
sebab kemaluanku tidak berdiri. Aku bukan pertama
kali ini senggama tapi baru kali ini kurasakan hal
yang aneh seperti ini.
Dengan penuh nafsu, dihisapnya kemaluanku dari
batang kepala sampai batangnya. Aku merasa
terkejut dan merasakan kenikmatan yang luar biasa.
Tiba-tiba saja aku merasa detak jantungku semakin
menggebu, entah kenapa. Kulihat saja kepala
Sandra maju mundur menghisap kemaluanku
sambil kubelai-belai rambutnya yang disemir
pirang. Usahanya mulai menampakkan sedikit hasil.
Kemaluanku mulai bangkit secara perlahan. Dia
melepaskan kaosnya dan tampaklah buah dadanya
yang terbungkus BH putih. Kemudian dia melepas
BH-nya dan mataku langsung berbinar melihat
pemandangan seindah itu. Buah dada yang montok
menggunung dengan bentuk yang bagus dan
puting susu yang kecil berwarna kemerah-
merahan.
Kepala kemaluanku diusap-usapkan ke putingnya
sambil terus dikocok-kocok batangnya. Aduh.. aku
mulai merasakan kemaluanku betul-betul tegang.
Aku merasakan detak jantungku semakin menggila,
mungkin darah dari jantungku terpompa ke
kemaluanku. Dadaku rasanya kosong dan deg-
degan. Sandra tersenyum kegirangan karena
usahanya berhasil.
Dia bangkit dan melepas celana panjangnya. Aku
menghempaskan tubuhku di kasur dan kulihat
kemaluanku mulai lemas lagi. Sandra melepas juga
celana dalam putihnya dan kulihat bulu
kemaluannya yang menghiasi lubang vaginanya
tidak begitu banyak dan jarang-jarang. Pantatnya
yang putih dan seksi serta berisi terlihat jelas.
Tubuhnya putih bersih dan seksi bahkan kubilang
terlalu seksi karena pantat dan buah dadanya besar
sementara pinggangnya kecil. Karena melihat
pemandangan seperti itu, kemaluanku bangkit
kembali. Sambil tetap duduk di sofa, digenggamnya
kemaluanku dan digesek-gesekkan di pintu masuk
lubangnya. Aku merasakan kenikmatan yang luar
biasa. Kemudian dimasukkannya kepala
kemaluanku secara perlahan kevaginanya. Aku
hanya merem melek keenakan. Sandra terus
menaik-turunkan tubuhnya sementara house music
terus mengalun. Buah dadanya bergoyang
mengikuti gerakan naik-turun tubuhnya. Kutarik
punggungnya hingga buah dadanya tepat berada di
depan mulutku dan langsung kulumat-lumat dan
kuhisap-hisap. Sandra mendesah-desah keenakan.
Dia terus menduduki kemaluanku dan
menggoyang-goyangkannya.
Setelah sekian lama dengan posisi naik kuda seperti
itu, aku merubah posisiku di atas dan dia di bawah.
Langsung kugojlok kemaluanku sambil kupeluk dia
erat-erat. Kuciumi sekujur wajahnya, telinganya,
hidungnya. Dadanya tergencet bulat dan hangat di
dadaku. Kupacu terus pantatku sampai aku merasa
pegal semua. Keringatku terus mengucur dari
seluruh pori-poriku tapi aku tak peduli. Sandra
hanya meringis-ringis keenakan. Kami sudah tidak
mempedulikan keadaan sekitar. Suara dengusan
dan rintihan bercampur menjadi satu.
Aku terus berjuang agar aku bisa mencapai puncak.
Sudah tidak terhitung berapa kali batang
kemaluanku mengobel lubang vaginanya. Aku terus
mengocok vaginanya sambil memegang kedua
belah kakinya. Aku harus tetap berkonsentrasi
dengan memandang wajahnya sebab bila aku
menutup mataku sebentar saja maka segera
kurasakan batang kemaluanku mengecil. Kadang-
kadang dengan posisi seperti itu, aku memegangi
sepasang buah dadanya yang berayun. Sandra
memintaku untuk menusuknya dari belakang, aku
pun oke-oke saja. Keinginanku untuk mencapai
kenikmatan sudah menggebu-gebu. Langsung
kumasukkan saja kemaluanku dari belakang dan
kumaju-mundurkan dengan agak kasar. Terus
kukeluar-masukkan sambil kupegangi pinggulnya.
Dia hanya merintih dan mendesah saja sambil
memegangi kedua buah dadanya. Aku tanya
kenapa dan dia jawab "Biar nggak kendor.." Aku
gemas mendengar jawabannya itu. Dari belakang
kupegangi buah dadanya yang bergoyang
mengikuti gerakan pantatku. Saat itu tidak lagi
kurasakan kenikmatan bersenggama tapi yang ada
adalah keinginan untuk mencapai klimaks.
Setelah beberapa saat, kami berganti posisi lagi.
Kami bersenggama dengan posisi miring. Agak
susah memang karena ukuran kemaluanku tidak
sepanjang milik orang-orang bule. Satu kaki
kuangkat dan begitu celah kewanitaannya merekah
langsung kusumbat dengan kejantananku. Aku
mencium bibirnya dengan nafsu sambil terus
kugoyangkan pantatku. Sampai suatu saat aku
benar-benar kelelahan dan kuhentikan gerakanku.
Sandra yang menyadari hal itu dan merasakan
kemaluanku mulai mengecil langsung mencabutnya
dan dikocoknya. "Jangan lemas dulu.. dong!
Aduh..!" Dia membimbingku duduk dan dia
memaksa kemaluanku untuk masuk ke vaginanya.
Sambil duduk, dia yang menaik-turunkan
pantatnya. Dia memeluk tubuhku erat-erat sehingga
wajahku tergencet buah dadanya. Aku merasa
kemaluanku bangkit kembali bahkan lebih perkasa.
Kukonsentrasikan perhatianku.
Terpaksa cerita ini kusingkat sebab kami bertempur
seperti kesetanan dan kalau diceritakan akan
panjang sekali. Fight to the death, man! Suatu saat
aku merasakan bendunganku hampir jebol, "San..
San.. aku mau keluar nih.. San.. Sandra..!" Begitu
dia mendengar begitu, dia langsung menggoyang-
goyangkan pinggulnya "Ya.. ya.. keluarin saja.. aku
juga sudah capek!" Dan jruoot.. jroot.. Aku bergetar
hebat ketika air maniku keluar. Sukmaku melayang
ke langit yang paling tinggi. Nyawaku seakan-akan
dicabut dari tempatnya. Benar-benar dapat
dikatakan banjir karena banyak sekali. Mungkin ada
30 sendok makan. Air maniku seperti ceret yang
dituang ke cangkir, gluk.. gluk.. dan seperti
berebutan keluar. Semua bagian tubuhku lemas dan
seperti mati rasa. Benar-benar nikmat, Sandra
hanya memejamkan mata ketika air maniku
membanjiri vaginanya. Kami berdua segera
berbaring kelelahan.
Benar-benar suatu pengalaman yang menyakitkan.
Kulihat jamku sudah menunjukkan 5.30! Berarti
kami bersetubuh hampir 3 jam. Setelah pengaruh
ecstasy mulai terasa habis, aku merasa kemaluanku
perih dan sakit semua. Kulihat batang dan kepalanya
lecet-lecet dan luka. Dan kulihat juga vagina Sandra
memerah dan seperti terbakar. Ternyata kami
berdua terpengaruh ecstasy jenis yang sama, yang
memang mencegah ereksi tapi begitu sekali ereksi
wah bisa tahan berjam-jam. Apalagi kata teman-
teman, Pink Love memang pada akhirnya
menjurus ke arah seks. Sandra ketika kutanya
bahkan mengaku orgasme sampai 34 kali dan itu
bisa diaturnya. Ejekulasi kalau lagi "on" amat
berbeda rasanya. Enak dan nikmat dan lain
sebagainya. Malam itu benar-benar pengalaman
yang tak terlupakan. Aku hampir seminggu sekali
pasti trip dengan Sandra dan setelah pulang
langsung bermain seks sampai pagi.
Dan semua itu berakibat fatal karena pada saat kami
pertama kali bersetubuh spermaku telanjur masuk
sehingga pada akhirnya Sandra hamil dan aku
akhirnya mengawininya. Kuliahku berhenti di
tengah jalan padahal hanya kurang 1 semester.
Papa dan mamaku sebenarnya tidak setuju kalau
aku mengawini Sandra tapi apa mau dikata. Mereka
mengatakan kalau Sandra wanita murahan, pelacur,
perek dan lain sebagainya. Tapi aku yakin dia tidak
seperti itu. Dia memang pernah melakukan
hubungan seks sebelumnya dengan pacar
lamanya. Tapi yang paling penting dia mengandung
bayiku! Semua ini gara-gara ecstasy, pil kecil
seharga Rp 35.000, yang nikmat. Pil kecil itu pula
yang membuyarkan semua cita-citaku dan
memutuskan hubunganku dengan Mila.
Sungguh hancur hati Mila ketika mendengar aku
menghamili Sandra. Sampai sekarang Mila tidak
mau bicara atau bertemu denganku. Aku merasa
sedih sekali kalau mengingat masa lalu yang indah
dengannya. Saat kami berdua jalan-jalan di
sepanjang jalan Diponegoro atau surfing Internet
bersama-sama. Ah.. nggak mungkin hal tersebut
terulang lagi. Biarlah! Semuanya telah terjadi,
sekarang kami hidup dengan tenang di Solo dan
aku meneruskan usaha ayahku di bidang angkutan.
TAMAT


Adult | GO HOME | Exit
1/1103
U-ON

inc Powered by Xtgem.com